ESSAY
Peredaran Kebudayaan Tradisional sebagai Sektor Pegiat Generasi
Milenial

Disusun oleh:
NAMA : Try Astuti
NIM : 4211419077
KELAS : D1-310
TUGAS : Pendidikan Konservasi
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kebudayaan merupakan suatu hal yang
berwujud benda, adat-istiadat, bahasa, maupun dari pemikiran masing-masing
orang, hal ini menjadi salah satu sektor terbesar yang dimiliki Negara
Indonesia karena disetiap daerah memiliki kebudayaan yang pastinya akan berbeda
dengan daerah-daerah lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia
bermacam-macam dari sabrang hingga merauke maka dengan banyaknya kebudayaan
yang tersebar di tanah negeri ini seharusnya para generasi muda atau biasa
disebut dengan generasi milenial seharusnya dapat mempertahankan kebudayaan
yang telah ditonggakkan oleh nenek moyang terdahulu, bukan hanya menjaga namun
melestarikan budaya trdisional agar kedepannya kebudayaan yang telah dimiliki
Indonesia tidak jatuh kepada Negara atau bangsa lain. Kebudayan tradisional
atau kebudayaan daerah semakin hari kian larut dengan kebudayaan asing yang
masuk secara bebas ke Indonesia karena kurangnya penyaringan dalam mimilah atau
memilih kebudayaan yang dapat masuk ke Indonesia tanpa mengesampingkan
kebudayaan tradisional yang telah turun temurun dilestarikan oleh nenek moyang
kita.
Memang sudah diketahui bahwa
Indonesia memasuki era globalisasi namun tidak disangka-sangka bahwa masuknya
era globalisasi ke Indonesia berdampak buruk kepada sektor kebudayaan yang
dimiliki negeri ini, tidak dapat dipungkiri lagi para generasi milenial terbuai
dengan kebudayan modern yang dibawa oleh bangsa lain yang sebetulnya merusak
moral mereka. Kebudayaan modern yang dibawa oleh bangsa lain memang sangat
menarik dan tidak membosankan karena itulah para generasi milenial menganggap
bahwa kebudayaan tradisional tidak menarik dan cenderung membosankan. Apalah
daya para generasi sebelumnya tidak dapat berbuat apa-apa karena ada beberapa
faktor yang menyebabkan mereka tidak dapat bergerak melawan masuknya kebudayaan
modern bukan hanya dari faktor usia namun dalam berinovasi agar kebudayaan
tradisional dapat memikat seluruh generasi.
Dengan berbagai masalah yang
dihadapi dalam mundurnya citra kebudayaan tradisional yang melambungkan nama
bangasa Indonesia dimata dunia harus segera ditindak lanjuti karena mungkin
suatu saat nanti kebudayaaan Indonesia diakui oleh bangsa lain apakah hal
tersebut harus terjadi sehingga generasi milenial merasa bahwa kebudayaan
tradisional dirampas begitu saja oleh bangsa lain karena telah terbuai oleh
budaya modern yang lebih menarik tapi bukan milik bangsa Indonesia betapa
ruginya bila hal tersebut terjadi. Maka dengan adanya peredaran kebuadyaan
tradisional yang masih menjadi adat-istiadat, rutinitas, dan lain sebagainya
dapat membuka mata, hati dan pikiran para generasi milenial agar dapat menjaga,
melestarikan dan dapat membuat kebudayaan tradisional dapat diterima oleh
seluruh lapisan generasi.
Para pegiat budaya di masing-masing
daerah memiliki peran dan tujuan yang sama yaitu untuk menjaga serta
melestarikan kebudayaan daerah tersebut seperti halnya Supriyo pegiat budaya asal Lamongan Jawa
Timur menyatakan bahwa beliau telah berkiprah dalam pegiat budaya sejak tahun
2009, dalam kiprahnya beliau berusaha agar pemerintah mendukung adanya
pelestarian kebuadyaan di Cagar Budaya, beliau juga bukan hanya sebagai pegiat
melainkan sebabgai pendorong masyarakat agar peduli, menjaga serta melestarikan
kebudayaan dengan hal yang beliau lakukan beliau mendapatkan penghargaan dari
Kemendikbud, Kabid Kebudayaan Disparbud Lamongan, Mifta Alamuddin mengaku turut bangga atas
penghargaan yang didapatkan Supriyo dari Kemendikbud. (dikutip dari TIMESINDONESIA,
Lamongan Senin
(14/10/2019)).
Sebagai generasi milenial seharusnya dapat menjadi
pelopor seperti pak Supriyo, peredaran kebudayaan tradisional di Negara
Indonesia harus memiliki pegiat yang senantiasa memperjuangkan hak budaya agar
tetap lestari bukan hanya diserahkan kepada para tetua daerah tersebut, semakin
kokoh kebudayaaan semakin kokoh kekuatan Indonesia di mata dunia, hal tersebut
harus terpikirkan oleh generasi milenial, inovasi dari kekreatifan pemikiran
menjadi tolok ukur bagaimana kebudayaan ini dapat diterima masyarakat umum
disetiap lapis generasi tanpa mengubah makana yang terkandung dalam penginovasian
budaya tradisional digabungkan dengan budaya modern, seperti halnya gerakan
tarian tradisional digabungkan dengan tarian modern atau biasa disebut break
dance. Penggabungan seni tari tersebut ternyata membuat generasi milenial
tertarik dan mulai membuat inovasi-inovasi yang lebih kreatif lagi, ada
beberapa mainan tradisional yang kerap menjadi salah satu pengisi agenda tujuh
belas Agustusan dengan berbagai lomba biasanya diselipakan beberapa permainan
tradisional yang meramaikan acara tersebut.
Dengan demikian banyak kebudayaan yang tetap lestari
dengan terobosa-terobosan baru walaupun mungkin tidak semua kebudayaan dapat
dimodifikasi namun dengan adanya inovasi tersebut dapat meningkatkan keingin
tahuan seluruh lapisan generasi untuk memelajarinya, pesan untuk generasi
milenial setua apapun budaya apabila budaya tersebut tetap dijaga dan
dilestarikan nilainya tidak akan pernah memudar karena disetiap budaya memiliki
nilai dan karakter yang dapat menambah eksotis budaya Indonesia di mata dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Soelaiman
Joesoef. 1999. Konsep Dasar pendidikan luar Sekolah. Bandung: Bumi Aksara
Soerjono Soekanto. 2006.
Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Raja Grapindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar