Rabu, 22 April 2020

Essay Seni dan Budaya


ESSAY
Peredaran Kebudayaan Tradisional sebagai Sektor Pegiat Generasi Milenial
Universitas Negeri Semarang - Wikipedia bahasa Indonesia ... 
Disusun oleh:
                                                NAMA           : Try Astuti
                                                NIM                : 4211419077
                                                KELAS          : D1-310
                                                TUGAS          : Pendidikan Konservasi



JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


            Kebudayaan merupakan suatu hal yang berwujud benda, adat-istiadat, bahasa, maupun dari pemikiran masing-masing orang, hal ini menjadi salah satu sektor terbesar yang dimiliki Negara Indonesia karena disetiap daerah memiliki kebudayaan yang pastinya akan berbeda dengan daerah-daerah lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia bermacam-macam dari sabrang hingga merauke maka dengan banyaknya kebudayaan yang tersebar di tanah negeri ini seharusnya para generasi muda atau biasa disebut dengan generasi milenial seharusnya dapat mempertahankan kebudayaan yang telah ditonggakkan oleh nenek moyang terdahulu, bukan hanya menjaga namun melestarikan budaya trdisional agar kedepannya kebudayaan yang telah dimiliki Indonesia tidak jatuh kepada Negara atau bangsa lain. Kebudayan tradisional atau kebudayaan daerah semakin hari kian larut dengan kebudayaan asing yang masuk secara bebas ke Indonesia karena kurangnya penyaringan dalam mimilah atau memilih kebudayaan yang dapat masuk ke Indonesia tanpa mengesampingkan kebudayaan tradisional yang telah turun temurun dilestarikan oleh nenek moyang kita.
            Memang sudah diketahui bahwa Indonesia memasuki era globalisasi namun tidak disangka-sangka bahwa masuknya era globalisasi ke Indonesia berdampak buruk kepada sektor kebudayaan yang dimiliki negeri ini, tidak dapat dipungkiri lagi para generasi milenial terbuai dengan kebudayan modern yang dibawa oleh bangsa lain yang sebetulnya merusak moral mereka. Kebudayaan modern yang dibawa oleh bangsa lain memang sangat menarik dan tidak membosankan karena itulah para generasi milenial menganggap bahwa kebudayaan tradisional tidak menarik dan cenderung membosankan. Apalah daya para generasi sebelumnya tidak dapat berbuat apa-apa karena ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka tidak dapat bergerak melawan masuknya kebudayaan modern bukan hanya dari faktor usia namun dalam berinovasi agar kebudayaan tradisional dapat memikat seluruh generasi.
            Dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam mundurnya citra kebudayaan tradisional yang melambungkan nama bangasa Indonesia dimata dunia harus segera ditindak lanjuti karena mungkin suatu saat nanti kebudayaaan Indonesia diakui oleh bangsa lain apakah hal tersebut harus terjadi sehingga generasi milenial merasa bahwa kebudayaan tradisional dirampas begitu saja oleh bangsa lain karena telah terbuai oleh budaya modern yang lebih menarik tapi bukan milik bangsa Indonesia betapa ruginya bila hal tersebut terjadi. Maka dengan adanya peredaran kebuadyaan tradisional yang masih menjadi adat-istiadat, rutinitas, dan lain sebagainya dapat membuka mata, hati dan pikiran para generasi milenial agar dapat menjaga, melestarikan dan dapat membuat kebudayaan tradisional dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.
            Para pegiat budaya di masing-masing daerah memiliki peran dan tujuan yang sama yaitu untuk menjaga serta melestarikan kebudayaan daerah tersebut seperti halnya Supriyo pegiat budaya asal Lamongan Jawa Timur menyatakan bahwa beliau telah berkiprah dalam pegiat budaya sejak tahun 2009, dalam kiprahnya beliau berusaha agar pemerintah mendukung adanya pelestarian kebuadyaan di Cagar Budaya, beliau juga bukan hanya sebagai pegiat melainkan sebabgai pendorong masyarakat agar peduli, menjaga serta melestarikan kebudayaan dengan hal yang beliau lakukan beliau mendapatkan penghargaan dari Kemendikbud, Kabid Kebudayaan Disparbud Lamongan, Mifta Alamuddin mengaku turut bangga atas penghargaan yang didapatkan Supriyo dari Kemendikbud.  (dikutip dari TIMESINDONESIA, Lamongan Senin (14/10/2019)).
            Sebagai generasi milenial seharusnya dapat menjadi pelopor seperti pak Supriyo, peredaran kebudayaan tradisional di Negara Indonesia harus memiliki pegiat yang senantiasa memperjuangkan hak budaya agar tetap lestari bukan hanya diserahkan kepada para tetua daerah tersebut, semakin kokoh kebudayaaan semakin kokoh kekuatan Indonesia di mata dunia, hal tersebut harus terpikirkan oleh generasi milenial, inovasi dari kekreatifan pemikiran menjadi tolok ukur bagaimana kebudayaan ini dapat diterima masyarakat umum disetiap lapis generasi tanpa mengubah makana yang terkandung dalam penginovasian budaya tradisional digabungkan dengan budaya modern, seperti halnya gerakan tarian tradisional digabungkan dengan tarian modern atau biasa disebut break dance. Penggabungan seni tari tersebut ternyata membuat generasi milenial tertarik dan mulai membuat inovasi-inovasi yang lebih kreatif lagi, ada beberapa mainan tradisional yang kerap menjadi salah satu pengisi agenda tujuh belas Agustusan dengan berbagai lomba biasanya diselipakan beberapa permainan tradisional yang meramaikan acara tersebut.
            Dengan demikian banyak kebudayaan yang tetap lestari dengan terobosa-terobosan baru walaupun mungkin tidak semua kebudayaan dapat dimodifikasi namun dengan adanya inovasi tersebut dapat meningkatkan keingin tahuan seluruh lapisan generasi untuk memelajarinya, pesan untuk generasi milenial setua apapun budaya apabila budaya tersebut tetap dijaga dan dilestarikan nilainya tidak akan pernah memudar karena disetiap budaya memiliki nilai dan karakter yang dapat menambah eksotis budaya Indonesia di mata dunia.   





DAFTAR PUSTAKA
Soelaiman Joesoef. 1999. Konsep Dasar pendidikan luar Sekolah. Bandung: Bumi Aksara
Soerjono Soekanto2006. Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Raja Grapindo Persada


             


Tidak ada komentar:

Posting Komentar