ESSAY
PERTAHANAN EKSISTENSI BUDAYA DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA
Di susun oleh:
NAMA : Try Astuti
NIM : 4211419077
KELAS : D1-310
TUGAS : Pendidikan Konservasi
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Di era milenial seperti ini
masyarakat dituntut untuk melek teknologi tidak dapat disangkal lagi bahwa
seluruh lapisan masyarakat tidak dapat dipisahkan oleh pesatnya kemajuan
teknologi dan informasi yang memengaruhi daya pemikiran generasi milenial yaitu
serba mudah mengapa hal tersebut dapat terjadi? Ya memang dengan kemajuan
teknologi serta informasi membuat generasi milenial berlomba-lomba untuk
membuat suatu hal yang nantinya dapat memberikan keuntungan pada dirinya
walaupun tidak mengeluarkan biaya besar. Banyak para pemuda yang menggunakan
sosial media menjadi salah satu media memberikan informasi atau menerima
informasi bukan hanya informasi saja yang dapat diakses namun berbagai aplikasi
yang memberi kemudahan bagi penggunanaya. Hidup dengan pesatnya teknologi
membuat masyarakat mau tidak mau harus menggunakan teknologi sebagai media
pengembangan hal-hal yang positif.
Ulasan tentang kemajuan teknologi
membuat hal-hal yang tradisional mulai tersingkirkan seperti halnya seni yang
mulai jarang diminati oleh para kalangan generasi milenial. Seni budaya
merupakan investasi terbesar di Indonesia dengan berbagai cara seharusnya kita
sebagai generasi milenial harus menjaga serta melestarikan seni dan budaya
tersebut agar tidak seperti seonggok kayu yang lapuk dimakan rayap. Indonesia
dikenal dimata dunia karena memiliki kebudayaan yang beragam dari sabang sampai
merauke tidak terputus seni budaya yang berada di setiap daerah-daerah, hal ini
lah yang menjadi tugas kita para generasi milenial untuk mempertahanka
eksistensi dari seni budaya yang ada di Indonesia.
Kemajuan teknologi bukan hanya untuk
memudahkan para generasi milenial namun kemajuan teknologi ini sebagai media
pengembangan pemikiran dan alat memberdayakan ide-ide yang bermanfaat untuk
masa depan Indonesia. Penggunaaan internet dalam kemajuan teknologi ini tidak
dapat dibendung karena hampir seluruh kegiatan berbasis online, dapat dilihat
pada gambar. 
Gambar 1.1
Layanan akses Internet
Dapat
diingat lagi bukan hanya kemajuan teknologi yang memengaruhi perbedaan
pemikiran, gaya hidup dan tingkat bersosialisasi antar masyarakat namun adanya
globalisasi yang bebas masuk ke Indonesia membuat perubahan yang signifikan.
Globalisasi pasti terjad di seluruh Negara namun dengan adanya globalisasi
membuat para generasi muda atau milenial mulai meninggalkan seni dan budaya
tradisional yang sebenarnya manjadikan tonggak pengut untuk Indonesia di mata
dunia namun mereka lebih menyukai seni dan budaya asing yang lebih hitz atau
trend. Perubahan ini lah yang membuat generasi sebelumnya gusar karena apakah
seni dan budaya yang mereka jaga serta diturunkan secara turun-temurun harus
terputus karena adanya globalisasi yang menggerus rasa empati generasi milenial
untuk mempertahankan eksisitensi seni budaya yang telah lama melekat pada
masyarakat setempat.
Budaya yang ada di Indonesia tidak
sedikit dengan itu para generasi milenial harus memiliki pergerakan yang kokoh
dalam penjagaan eksisitensi budaya, tidak dapat dipungkiri lagi dalam dunia
seni dan budaya memiliki kekrisisan eksistensi karena kemajuan teknologi serta
masuknya globalisasi ke Indonesia. Kini para generasi milenial kurang
memberikan empatinya pada hal-hal yang menyinggung tentang seni budaya yang
kurang menarik untuk dipelajari entah bagaimana cara berpikir generasi milenial
dalam memberikan apresiasi serta partisipasi mempertahankan eksistensi budaya
di era milenial. Dengan kemajuan teknologi generasi milenial muda dalam
menggunakan multimedia sebagai media dalam pemertahanan eksistensi seni budaya
yang ada di Indonesia harapan ini bukan hanya dari warga setempat melainkan ada
secerca harapan dari tokoh seni budaya yang telah memperjuangkan dalam menjaga
serta melestarikannya.
Multimedia mungkin dapat dianggap
sebagai media yang paling cocok untuk memberikan nuansa ketertarikan seni
budaya kepada para generas milenial dan hal tersebut juga memerlukan dukungan
generasi sebelumnya serta generasi milenial agar desain tersebut dapat diterima
seluruh lapisan generasi dan tidak mengalami perubahan makna dari eksistensi
seni budaya tersebut. Seperti halnya banyak kebudayaan yang menjadi tonggak
eksisnya suatu daerah apabila suatu daerah tidak memiliki kebudayaan akan tidak
menarik untuk didatangi karena tidak ada sesuatu yang dinikmati selama ada di
daerah tersebut. Jadi disayangkan sekali apabila kebudayaan yang telah dimiliki
tidak terurus dan tergerus oleh kebudayaan asing yang memamg bukan milik
Indonesia, banyak turis berdatangan ke Indonesia karena ingin melihat beragam
kebudayaan yang di sajikan untuk mereka.
Gambar
1.3
Jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia
Wisatawan
asing yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan serta penurunan, data yang
diambil yaitu wisatawan asal Tiongkok dapat dilihat dari data tersebut
menyatakan bahwa keberadaan seni dan budaya Indonesia membuat wisatawan
meluangkan waktunya untuk berkunjung ke Indonesia walaupun tidak sedikit biaya
yang mereka keluarkan. Bukan hanya wisatawan namun pakar seni budaya dari
mancanegara pun tak luput dari nuansa ketertarikan keberagaman budaya di Indonesia,
banyak masyarakat domestic yang tertarik dengan seni budaya yang tersebar di
setiap daerah. Di era milenial seperti ini sangatlah mudah untuk mencari
berbagai informasi dan melek teknologi jadi para generasi milenial seharusnya
dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk mendukung pertahanan
eksistensi seni budaya yang ada di Indonesia.
Di era milenial kemajuan teknologi
serta cepatnya informasi yang dipublukasikan membuat kemudahan untuk mempertahankan
eksistenis seni budaya Indonesia karena pastinya dengan bantuan multimedia
semua informasi tentang seni budaya dapat terakses oleh seluruh lapisan
masyarakat. Multimedia sangat mendukung bukan hanya dari tampilan fisik yang
membuat orang tertarik untuk melihat namun dengan karya yang unik serta dapat
diterima masyarakat dapat meningkatkan eksistensi seni budaya tersebut. Layaknya
makanan yang dilihat dari tampilan apabila tampilan menarik pastinya banyak
orang yang tertarik untuk menikmati makanan tersebut.
Banyak gagasan untuk mempertahankan
eksisitensi serta nila yang terkandung dalam seni serta budaya menggunakan
multimedia, multimedia bukan tercermin satu cara melainkan berbagai cara,
misalkan pengguanan desai grafis yang memuat nilai seni budaya tersebut menjadi
lebih hidup lagi dan menegaskan bagaimana pengaruh seni budaya tersebut di
masyarakat, pembuatan video yang membuat para penonton takjub dengan seni
budaya yang ditampilkan dengan cara mengajak masyarakat ikut berkontribusi agar
hasil video tersebut menarik untuk dipelajari serta memberikan nilai positif
dengan adanya seni budaya tersebut, dan masih banyak lagi multimedia yang dapat
digunakan. Sedikitnya orang yang memahami makna seni budaya dalam kehidupan
tanpa seni budaya kehidupan ini akan terasa suram karena tidak ada sebuah
puncak bersosialisasi dengan masyarakat jikalau mengenal hanya sekadar kenal
tapi belum memahami, seperti halnya seni budaya hal tersebut yang membuat
sosialisasi antar masyarakat semakin erat dengan adanya adat istiadat,
pertemuan warga kampong yang biasanya disebut kenduri atau perta rakyat hal-hal
tersebutlah yang mulai tersingkirkan dari para generasi milenial. Maka dari itu
mari saling bahu membahu mempertahankan eksitensi seni budaya yang menjadi
kebiasaan masyarakat yang mengandung banyak nilai didalamnya.
Banyaknya media dari multimedia yang
dapat digunakan selain cintoh diparagraf sebelumnya diantaranya adalah multimedia content production dan multimedia
communication,
contoh dari
multimedia
content production :
- ·
Media Audio
- ·
Media Teks
- ·
Media Animasi
- ·
Media Video
- ·
Media Graph / Image
- ·
Media Spesial Effect
- ·
Media Interactivity
contoh dari multimedia communication:
- ·
Media Cetak
- ·
Radio
- ·
TV Film
- ·
Game
- ·
Musik
- ·
Entertainment
- ·
ICT (Internet)
Untuk karakteristik dari multimedia tersebut
ada 3 diantaranya
- · Multimedia Interaktif : Game, CD
interaktif, apilkasi program, virtual reality, dan lain lain.
- · Multimedia Hiperaktif : world wide web, web site,
mobile banking, Game on line, dan lain lain.
- · Multimedia Linear : Movie/film, e-book,
musik, siaran TV.
Dengan berbagai
media tersebut seharusnya generasi milenial mulai ikut berpartisipasi dalam
peginovasian seni budaya misalnya membuat video game yang didalamnya ada
berbagai seni maupun budaya entah dengan tokoh wayang, entah dengan menemukan
alat-alat music tradisional, atau yang lainnya. Bisa juga dengan
mengkombinasikan music tradisional dengan musik modern, tari tradisional dengan
tari modern, pengkombinasian teater tentang kebuadayaan tradisional dengan
budaya modern. Hal tersebut tidak
terlalu sulit apabila dikerjakan dengan sepenuh hati karena sudah ada beberapa
orang yang telah membuat konten seperti itu.
Semoga di era
milenial ini seluruh lapisan generasi dapat bahu membahu mempertahankan
eksistensi seni budaya dengan berbagai cara dengan multimedia juga dapat
menjadi pilihan agar seluruh lapisan generasi dapat menerima seni budaya
tersebut dan tidak mengurangi nila serta makna yang terkandung didalamnya. Apbila
ada banyak harapan dari berbagai pihak mari bersama-sama ikut berpartisipasi
untuk menjaga serta melestarikan budaya Indonesia yang telah melambungkan nama Indonesia
dimata dunia ingat seni budaya Indonesia tidak boleh diakui oleh Negara maupun bangsa
lain. Para generasi milenial adalah generasi yang akan membawa kemana masa
depan Indonesia dikemudian harinya pertahanan eksistensi seni budaya bukan
hanya tugas para tetua namun seluruh masyarakat jangan egois, jangan tutup mata
dengan permasalahan, jangan suka mencela tapi lakukan hal yang bermanfaat bukan
saling mengumbar berbedaan, karena perbedaan adalah seni dan budaya yang harus
dihormati serta dihargai.
DAFTAR
PUSTAKA
Arif S. Sadiman Dkk. Media
Pendidian Pengertian Pengembangan dan. Manfaatya,. Jakarta : pustekom Dikbud An
PT. Raja Grafindo.
Faiza, Arum., J, Sabila Firda., dkk. 2018. Arus Metamorfosa
Milenial. Kendal : Ernest. Indrawati. 2015. Metode Penelitian Manajemen dan
Bisnis Konvergensi.
Hadi,
Dwi Winanto. Widhi Permanawiyat, Noorman Sambodo, Anisya Oktaviana Anindyatri,.
Mas’ad. 2019. Statistik Kebudayaan. Jakarta .Pusat Data dan Statistik
Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kompleks
Kemendikbud, Gedung E